Makam Siti Khotijah

Makam Siti Khotijah
Lokasi : Batu karu, Pemecutan Denpasar

PictureDewi Khadijah, yang nama aslinya Ratu Ayu Anak Agung Rai, adalah adik perempuan Raja Cokorda III dari Kerajaan Pamecutan yang bergelar Batara Sakti - yang bertahta pada abad ke-17 M. Ia adalah isteri Pangeran Sosrodiningrat, seorang senopati Kerajaan Mataram. 
Beliau adalah anak perempuan Raja Cokorda III dari Kerajaan Pamecutan yang bergelar Batara Sakti yang memerintah sekitar tahun 1653 Masehi atau abad ke-17 Masehi. Ia adalah isteri Pangeran Sosrodiningrat, seorang senopati Kerajaan Mataram.
Siti Khotijah setelah dipersunting oleh Pangeran Sosrodiningrat kemudian memeluk Islam dan bersungguh-sungguh menekuni dan melaksanakan ajaran agama Islam. Seluruh sanak keluarga termasuk Raja sangat menentang sikap Siti Khotijah yang sangat taat menekuni keyakinan barunya tersebut. Berbagai cara ditempuh oleh Raja dan sanak keluarganya untuk merubah kekuatan hati Siti Khotijah, namun tidak pernah berhasil. Sampai suatu waktu kemudian, Siti Khotijah berkata, “apabila ajaran agama Islam yang kini saya anut ini tidak benar maka kelak bila saya wafat seluruh tubuh saya akan mengeluarkan bau yang amat busuk, namun sebaliknya apabila ajaran agama Islam ini benar maka kelak bila saya wafat seluruh tubuh saya akan mengeluarkan bau yang sangat harum dan wangi”.
Hingga pada suatu malam, sewaktu Siti Khotijah mengerjakan Sholat Malam dikamarnya dalam keadaan pintu kamarnya terbuka, secara tidak sengaja terlihat oleh seorang punggawa kerajaan yang sedang berjaga. Ketika Siti Khotijah mengucapkan Allahu Akbar, terdengarlah oleh sang punggawa, kemudian sang punggawa mendekati kamar Keputren untuk memastikan pendengarannya, terdengarlah lagi suara Allahu Akbar hingga tiga kali, namun yang hinggap dikuping sang punggawa adalah makebar, makebar, makebar, yang dalam bahasa Bali berarti terbang.
Sang punggawa semakin penasaran lalu mencoba mendekati kamar Keputren dan mengintip melalui pintu yang terbuka tadi. Ia sangat terkejut ketika melihat Siti Khotijah yang tampak dari belakang diselubungi kain putih (mukenah), pikirannya langsung mengatakan bahwa yang dilihatnya adalah Leak (siluman jahat), maka dia langsung menghadap Raja untuk melaporkan apa yang dilihatnya di kamar Keputren. Raja kemudian mendatanginya. Saat melihat Siti Khotijah sedang sujud, tanpa berpikir panjang Raja memerintahkan sang punggawa untuk menikam punggung Siti Khotijah dengan keris. Seketika itu juga darah segar menyembur dari punggung Siti Khotijah. Betapa kaget sang raja ketika melihat tubuh yang bermandikan darah itu adalah puteri kandungnya sendiri.
Bersamaan dengan itu, terjadi keanehan yang luar biasa, darah segar tersebut mengeluarkan bau harum yang sangat wangi, bau wangi ini tercium hingga keluar kamar Keputren lalu kemudian memenuhi seluruh udara Istana Pamecutan. Bahkan seluruh kota Denpasar dapat mencium bau harum mewangi yang luarbiasa tersebut, semua penduduk terutama keluarga istana, sangat terkejut, termasuk Raja Pamecutan. Terbuktilah kini ucapan Siti Khotijah.
Jenazah Siti Khotijah yang tertelungkup dengan keris terhujam dipunggungnya sulit diangkat dan dibujurkan, tubuhnya yang bermandikan darah mulai membeku. Keluarga Kerajaan berusaha untuk menolong dan mengangkatnya tidak dapat berbuat apa-apa, jenazahnya tetap sujud tidak berubah, Raja akhirnya mencari bantuan kepada umat Islam yang ada disana agar mau merawat jenazah putrinya menurut cara Islam. Kemudian umat Islam tersebut segera membantu merawat jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati sampai memakamkannya dan semuanya berjalan lancar. Namun satu hal yang tak dapat diatasi yaitu keris yang menghujam dipunggungnya tidak dapat dicabut, akhirnya atas keputusan semua pihak jenazah dimakamkan bersama keris yang masih berada dipunggungnya. Dan anehnya batang keris yang terbuat dari kayu itu tumbuh dan hidup sampai sekarang. Batang keris yang tumbuh menjadi pohon, dipercaya bisa mengobati segala macam penyakit
Hal tersebut dapat dibuktikan apabila berkunjung dimakam Siti Khotijah.